Wajahku tak terlihat lebam
Hatiku yang memar setelah semalam aku lawan di riku
Aku kalah dalam duel
Jiwaku terkoyak
Aku di bawa dalam keadaan tanpa ingat
Terkapar dimana aku juga tak tau
Aku telah kalah
Sering kali keadaannya begini
Mengekang nafsuku saja aku tak mampu
Sesal sesal dan sesal
Kenapa tak bisa kalahkan diriku
Senin, Juli 28, 2008
Fuck You
Meremas jari jari di kepanikan
Melepas sadar oleh emosi sesaat
Aku roboh dan terdiam
Kata tak lagi kudengar
Aku jatuh di antara puing penyesalan
fuck you
Diriku tenggelam oleh kesalahan
Kamu menyandang baju sebagai bajingan
Keangkuhan kau pasang seperti topi yang menutupi akal sehatmu
Dekatkanlah tubuhmu kesini
Biar mudah aku meludahimu
Bangsat kamu
Cukuplah aku jadi cerita di hari ini
karena hal seperti ini akan membuat kegilaan
dan silahkan lakukan
karena aku bukan bajingan
Melepas sadar oleh emosi sesaat
Aku roboh dan terdiam
Kata tak lagi kudengar
Aku jatuh di antara puing penyesalan
fuck you
Diriku tenggelam oleh kesalahan
Kamu menyandang baju sebagai bajingan
Keangkuhan kau pasang seperti topi yang menutupi akal sehatmu
Dekatkanlah tubuhmu kesini
Biar mudah aku meludahimu
Bangsat kamu
Cukuplah aku jadi cerita di hari ini
karena hal seperti ini akan membuat kegilaan
dan silahkan lakukan
karena aku bukan bajingan
Jumat, Juli 25, 2008
Lalu Dan Sekarang
Masa silam yang datang
Hinggap membayang dalam ingat
Menciptakan ketakutan masa lalu
Aku terdiam
Jiwaku keruh
Penantianku tidak tertentu
Mengarap hanya sebuah kesedihan
Lama sudah aku mati
Tak sekarang saja sedih ini
Hanya menyanyikan sebuah nama yang sadarkanku
Tentang keberhasilan dunia gelap yang aku taklukan
Tapi itu dulu
Sekarang aku berdiri di tengah terang
Dan aku bingung senjata apa buatku berperang
Untuk menikam lawanku yang penuh pura pura
Dan menangkan pertempuran ini
Sebagai satria unuk hatiku sendiri
Kuatkan aku
Dan jadikan aku yakin dalam dunia yang tak aku ketahui
Hinggap membayang dalam ingat
Menciptakan ketakutan masa lalu
Aku terdiam
Jiwaku keruh
Penantianku tidak tertentu
Mengarap hanya sebuah kesedihan
Lama sudah aku mati
Tak sekarang saja sedih ini
Hanya menyanyikan sebuah nama yang sadarkanku
Tentang keberhasilan dunia gelap yang aku taklukan
Tapi itu dulu
Sekarang aku berdiri di tengah terang
Dan aku bingung senjata apa buatku berperang
Untuk menikam lawanku yang penuh pura pura
Dan menangkan pertempuran ini
Sebagai satria unuk hatiku sendiri
Kuatkan aku
Dan jadikan aku yakin dalam dunia yang tak aku ketahui
Tanah Baru Yang Aku Belum Tau
Merangkak dalam dunia yang kering
Berenangku setelah dari masa gugur itu
Dimana jiwa jiwa yang dulu tersenyum
Oh tuhan tanah siapa ini
Wajah penuh dendam yang dalam
Melihat tajam ke arahku
Kemana lagi senyum manusia disini
Hilangkah kesopanan dalam bersosial
Ini hutan
Dan aku harus menjadi macan
Aku juga akan mengoyak lawan
Untuk takluan dunia baru yang kurang menawan
Berenangku setelah dari masa gugur itu
Dimana jiwa jiwa yang dulu tersenyum
Oh tuhan tanah siapa ini
Wajah penuh dendam yang dalam
Melihat tajam ke arahku
Kemana lagi senyum manusia disini
Hilangkah kesopanan dalam bersosial
Ini hutan
Dan aku harus menjadi macan
Aku juga akan mengoyak lawan
Untuk takluan dunia baru yang kurang menawan
Apakah Nyawaku Seharga Kebahagiaanmu
Indah membuai raga
Terbang indah harumu membius sukma
Aku terkapar oleh aura aura cinta itu
Lidahku kelu tanpa ada kalimat yang sejukan
Airmataku dipaksa menentes oleh deritamu
Tak tahan lagi
Rasa hatiku tinggal sedikit nyali
Kemampuanku memandang kesedihanmu telah berahir
Cukuplah kau rasakan derita
Izinkan bebanmu tinggalkan di bahu
Membuatmu tersipu dan tersenyum adalah harapku
Segala salahku semoga di hapus nyawaku
Salamkan jiwaku untuk tebusan deritamu
Ingatkan hatimu pernah ada aku
Sedikit hati yang sayang
Mencintai bidadari bersayap kesedihan
Terbang indah harumu membius sukma
Aku terkapar oleh aura aura cinta itu
Lidahku kelu tanpa ada kalimat yang sejukan
Airmataku dipaksa menentes oleh deritamu
Tak tahan lagi
Rasa hatiku tinggal sedikit nyali
Kemampuanku memandang kesedihanmu telah berahir
Cukuplah kau rasakan derita
Izinkan bebanmu tinggalkan di bahu
Membuatmu tersipu dan tersenyum adalah harapku
Segala salahku semoga di hapus nyawaku
Salamkan jiwaku untuk tebusan deritamu
Ingatkan hatimu pernah ada aku
Sedikit hati yang sayang
Mencintai bidadari bersayap kesedihan
Rasa Salah Yang Dalam Menenggelamkanku
Bayang itu masih jelas
Saat Kemarin Kamu masih tanyakan kabarku
Aku sangat heran dengan keangkuhanku
Hingga belum tersadar juga bahwa aku butuh
Sebuah semangat yang selalu keluar dari bibirmu
Maaf aku dalam jerat paksa yang menghasut
Keadaan tak pernah akurkan kita
Setiap kali aku buatmu kesal
Seringkali juga air matamu menetes
Dan tak jarang aku melihatmu murung
Aku harus gimana ?
Hati ini mencintaimu
Badan ini membutuhkan bimbinganmu
Aku gak tau lagi harus gimana menebusnya
Membayar semua apa yang sudah kulakukan
Maafkan
Saat Kemarin Kamu masih tanyakan kabarku
Aku sangat heran dengan keangkuhanku
Hingga belum tersadar juga bahwa aku butuh
Sebuah semangat yang selalu keluar dari bibirmu
Maaf aku dalam jerat paksa yang menghasut
Keadaan tak pernah akurkan kita
Setiap kali aku buatmu kesal
Seringkali juga air matamu menetes
Dan tak jarang aku melihatmu murung
Aku harus gimana ?
Hati ini mencintaimu
Badan ini membutuhkan bimbinganmu
Aku gak tau lagi harus gimana menebusnya
Membayar semua apa yang sudah kulakukan
Maafkan
Rabu, Juli 23, 2008
Temanilah Aku Sebagai Seorang Teman
Disini tanah yang dekat tapi tak pernah kudatangi
Jiwa dan ragaku sedang berdiri disini
Dan aku belumm tau apa yang akan kucari disini
Hai teman bantu aku
Bangkitkan semangatku di tanah dulu
Aku butuh tempat menceritakan keluh kesah
Membagi tawa untuk masa laluku
Dan berencana untuk menyerang masa depan disini
Teman kasih aku sebuah nyala api
Maka kalian akan tau bahwa aku punya banyak nyali
Untuk menghanguskan kesombongan dan keangkuhan sekitarku
Teman aku butuh kalian
Tolong buat aku betah untuk berperang disini
Untuk menjadikan matiku sebagai bukti
Jiwa dan ragaku sedang berdiri disini
Dan aku belumm tau apa yang akan kucari disini
Hai teman bantu aku
Bangkitkan semangatku di tanah dulu
Aku butuh tempat menceritakan keluh kesah
Membagi tawa untuk masa laluku
Dan berencana untuk menyerang masa depan disini
Teman kasih aku sebuah nyala api
Maka kalian akan tau bahwa aku punya banyak nyali
Untuk menghanguskan kesombongan dan keangkuhan sekitarku
Teman aku butuh kalian
Tolong buat aku betah untuk berperang disini
Untuk menjadikan matiku sebagai bukti
TENGGELAM DI TEPIAN KERAMAIAN
Menderu
Mencipta haru
Menyeka peluh dalam ketakutan
Telanjang dari segala keramaian
Sedih
Menangis
Menetes darah saat derita
Tawa takan pernah kembali
Kekecewaan menari
Menyekat kesepian
Dalam kalbu yang tak lagi biru
Mencipta haru
Menyeka peluh dalam ketakutan
Telanjang dari segala keramaian
Sedih
Menangis
Menetes darah saat derita
Tawa takan pernah kembali
Kekecewaan menari
Menyekat kesepian
Dalam kalbu yang tak lagi biru
BERJALAN DI SETAPAK PERASAAN YANG GELISAH MENCARI DIRIKU
Berapa tahun ini aku terus berjalan
Menelusuri jalan hidup yang keras
Mencari jawaban dari pertanyaan untuk diriku
Menyelam dari pantai ke samudra
Yang berahir dalam sebuah palung sangat dalam
Disitu pun tak aku temukan
Dimana diriku pernah tenggelam
Jalan ini terlalu jauh
Jati diri itu masi saja kucari
Dan dimana adanya tak pernah di mengerti
Kegalauan yang memaksa nurani
Belantara jiwa yang penuh tanya membawaku ke rimba
Termenung ku di akar angan angan
Kulihat diriku buas tak mampu kuasai perasaan
Kemauan yang di hasut oleh emosi
Dan selalu ditikam oleh penyesalan penyesalan
Rintangan ini sangat pendendam
Memaki dan menghina ketidak berdayaan
Karang masih kuat hadapi ombak
Kutanggalkan pakaian masa silam
Berusaha jadi karang kuat hadapi keadaan
Pencarian ini belum selesai
Penderitaan ini hanya awal
Untuk aku lebih kuat dan tegar
Untuk membalikan dunia
Menelusuri jalan hidup yang keras
Mencari jawaban dari pertanyaan untuk diriku
Menyelam dari pantai ke samudra
Yang berahir dalam sebuah palung sangat dalam
Disitu pun tak aku temukan
Dimana diriku pernah tenggelam
Jalan ini terlalu jauh
Jati diri itu masi saja kucari
Dan dimana adanya tak pernah di mengerti
Kegalauan yang memaksa nurani
Belantara jiwa yang penuh tanya membawaku ke rimba
Termenung ku di akar angan angan
Kulihat diriku buas tak mampu kuasai perasaan
Kemauan yang di hasut oleh emosi
Dan selalu ditikam oleh penyesalan penyesalan
Rintangan ini sangat pendendam
Memaki dan menghina ketidak berdayaan
Karang masih kuat hadapi ombak
Kutanggalkan pakaian masa silam
Berusaha jadi karang kuat hadapi keadaan
Pencarian ini belum selesai
Penderitaan ini hanya awal
Untuk aku lebih kuat dan tegar
Untuk membalikan dunia
Mencipta Batas Di Langitku
Berkendara angin kuraih atap dunia ini
Kucoba goreskan tinta angan di atas awan
Sedih, sepi, marah, kecewa dan benci ini tintaku
Untuk mencoreng perasaan yang telah hilang
Sia sia apa yang telah terlewati
Meski sudah kubuat batas dalam ujung perasaanku
Yang kaulukiskan itu ternyata harapan semu
Bertahun tahun mencoba untuk percaya
Tanpa harus kucurigai kecemburan
Dan tak pernah kubungkam rasa itu
Tapi kini sudah beda
Hatimu tak punya batas untuk mencintai
Bawalah kesan pergi
dan nikmatilah untuk kematian yang di cipta benci
Karna takan pernah bisa kamu untuk mengerti
Mencintai dan di cintai
Kucoba goreskan tinta angan di atas awan
Sedih, sepi, marah, kecewa dan benci ini tintaku
Untuk mencoreng perasaan yang telah hilang
Sia sia apa yang telah terlewati
Meski sudah kubuat batas dalam ujung perasaanku
Yang kaulukiskan itu ternyata harapan semu
Bertahun tahun mencoba untuk percaya
Tanpa harus kucurigai kecemburan
Dan tak pernah kubungkam rasa itu
Tapi kini sudah beda
Hatimu tak punya batas untuk mencintai
Bawalah kesan pergi
dan nikmatilah untuk kematian yang di cipta benci
Karna takan pernah bisa kamu untuk mengerti
Mencintai dan di cintai
MUSIM DINGIN SEPANJANG TAHUN DI PERASAAN
Matahari bersiap pulang di peraduannya
Di pasanglah tirai gelap yang panjang
Terpenuhi langit oleh hitam sang malam
Binatang kegelapan menangis menyambut hadirnya
Terasa sekali sedih dan kebekuan
Airmata ini menetes untuk kepergian dari masa indah dulu
Sangat terasa aku kehilangan oleh kasih
Pagi takan pernah menyapaku lagi
Hanya butir salju yang bekukan hati
Dingin sepi
Kapankah musim ini selasai
Aku rindu matahari hidupku
Karena kamulah yang bisa luluhkan kebekuan hati
Angin sangat kencang meniupkan keputus asaan
Semakin tersa bahwa ini kesendirian yang mencekam
Satu satu daun jatuh
Bumi tak mampu mendengar ratapan
Meski di pangkunya hanya diam yang bisa dilakukan
Tanah yang tak bisa bebelas kasih
Melihat harapan yang pucat terombang abing
Adakah selimut yang bisa menghangat
Karna musim ini sungguh menyiksaku
Membelenggu dalam sedih dan kesepian tak berujung
apa nanti akan datang lagi musim bahagia
Yang akan membuat bunga bunga tumbuh lagi
Dan memaksa burung burung kecil menyanyi riang
Mengahiri sepi yang mencekam
semoga tumbuh lagi harapan ini di musim yang mencekam
Di pasanglah tirai gelap yang panjang
Terpenuhi langit oleh hitam sang malam
Binatang kegelapan menangis menyambut hadirnya
Terasa sekali sedih dan kebekuan
Airmata ini menetes untuk kepergian dari masa indah dulu
Sangat terasa aku kehilangan oleh kasih
Pagi takan pernah menyapaku lagi
Hanya butir salju yang bekukan hati
Dingin sepi
Kapankah musim ini selasai
Aku rindu matahari hidupku
Karena kamulah yang bisa luluhkan kebekuan hati
Angin sangat kencang meniupkan keputus asaan
Semakin tersa bahwa ini kesendirian yang mencekam
Satu satu daun jatuh
Bumi tak mampu mendengar ratapan
Meski di pangkunya hanya diam yang bisa dilakukan
Tanah yang tak bisa bebelas kasih
Melihat harapan yang pucat terombang abing
Adakah selimut yang bisa menghangat
Karna musim ini sungguh menyiksaku
Membelenggu dalam sedih dan kesepian tak berujung
apa nanti akan datang lagi musim bahagia
Yang akan membuat bunga bunga tumbuh lagi
Dan memaksa burung burung kecil menyanyi riang
Mengahiri sepi yang mencekam
semoga tumbuh lagi harapan ini di musim yang mencekam
ASA DI TANAH BARU
Awalan yang tercipta dari niatan
Ku pacu roda hidupku
Mulai kuinjak tanah baru untuk sebuah harapan
Selamat siang jakarta ....... kuteriakan salam pada kota ini
kucari tombak untuk mulaiku berperang
Kubuat ribuan lamaran
Tapi tak satupun ada pinangan yang kuharapkan itu
Aku mulai resah dan galau
Tak satupun aku lihat medan untuku berperang
Dengan terpaksa aku hanya bertahan dari keadaan
Jiwaku lelah oleh penantian
Berteriak dan meronta hari hariku
Harus kumulai lagi mencariku
Mengais ngais dan memulung harapan di reruntuhan
Dan kusedikit berharap nanti aku akan menemukanya
Jati diriku melintasi hidup ini
( 13-02-2000 ) Stasiun jatinegara
Ku pacu roda hidupku
Mulai kuinjak tanah baru untuk sebuah harapan
Selamat siang jakarta ....... kuteriakan salam pada kota ini
kucari tombak untuk mulaiku berperang
Kubuat ribuan lamaran
Tapi tak satupun ada pinangan yang kuharapkan itu
Aku mulai resah dan galau
Tak satupun aku lihat medan untuku berperang
Dengan terpaksa aku hanya bertahan dari keadaan
Jiwaku lelah oleh penantian
Berteriak dan meronta hari hariku
Harus kumulai lagi mencariku
Mengais ngais dan memulung harapan di reruntuhan
Dan kusedikit berharap nanti aku akan menemukanya
Jati diriku melintasi hidup ini
( 13-02-2000 ) Stasiun jatinegara
TERPERANGKAP DALAM HATI YANG BERKACA KACA
Berterbangan harap tanpa nyata
Hanya beberapa kata yang sempat terucap
Cinta, cinta dan cinta
Berulang kali itu terucap
Aku tak bisa keluar dari kalimat itu
Seperti lalat di depan jendela saat ini aku
Berusaha ku keluar melihat kenyataan
Tapi terhalang dinding transfaran yang tembus pandang
Lidahpun tak mampu lagi berkata
Hanya kebodohan dan sedikit harap yang ada
Keindahan yang tak bisa kuraih
Kucoba terbangkan anganku kesana
Tapi jiwaku tertinggal dan terkurung dalam keadaan
Sebuah penjara yang menyiksa
Kebebasan mungkin akan jadi mimpi saja
Mungkin raga ini akan membusuk
Tapi rasa ini yang akan terus ada
Penjara ruang kaca ini akan jadi sebuah museum
Dimana banyak peninggalan untuk cinta dan cita
Walau semua tau kenyataannya telah sirna
Aku frustasi
Kuhantam dinding jiwa
Dadaku tergores oleh serpihan harap yang tinggal puing
Asaku melemah
Hayalanku sirna dan angankupun punah
Selalu ingatlah bahwa semua ini ada ahir
Dan itulah yang mengantarku dalam kekal
Selalu mengingat kisah
Hanya beberapa kata yang sempat terucap
Cinta, cinta dan cinta
Berulang kali itu terucap
Aku tak bisa keluar dari kalimat itu
Seperti lalat di depan jendela saat ini aku
Berusaha ku keluar melihat kenyataan
Tapi terhalang dinding transfaran yang tembus pandang
Lidahpun tak mampu lagi berkata
Hanya kebodohan dan sedikit harap yang ada
Keindahan yang tak bisa kuraih
Kucoba terbangkan anganku kesana
Tapi jiwaku tertinggal dan terkurung dalam keadaan
Sebuah penjara yang menyiksa
Kebebasan mungkin akan jadi mimpi saja
Mungkin raga ini akan membusuk
Tapi rasa ini yang akan terus ada
Penjara ruang kaca ini akan jadi sebuah museum
Dimana banyak peninggalan untuk cinta dan cita
Walau semua tau kenyataannya telah sirna
Aku frustasi
Kuhantam dinding jiwa
Dadaku tergores oleh serpihan harap yang tinggal puing
Asaku melemah
Hayalanku sirna dan angankupun punah
Selalu ingatlah bahwa semua ini ada ahir
Dan itulah yang mengantarku dalam kekal
Selalu mengingat kisah
Langganan:
Postingan (Atom)