Sabtu, Desember 13, 2008

rasa yang tak pernah sampai

dalam beberapa bulan terahir ini aku terjebak dalam suasana yang kurang bahagia
hariku di isi kembimbangan dan mimpi mipi harapan
dia cukup menjeratku dalam bayang atau angan
ruang dan waktu terpotong dengan rasa rindu meski hanya terlempar dngn suara
memang aku tau nggak pernah pantas aku menjadi untukmu
tapi kenapa aku merasa banyak hembusan yang terlalu meyakinkan
dan banyak hal yang membuat aku semakin cinta dan membutuhkannya
memang tak pernah ada kata yang terucap apa berucap
kamu telah menggambar angan ini menuju masa nanti untuk bersama
semua jadi indah meski masih jauh dari nyata
sewaktu datang kata yang terlalu memukul asa
aku hilang dalam emosi kekecewaan yang dalam
hubungan ini nggak mungkin di bawa ke jenjang yang lebih serius
itu katamu..............
aku hancur aku langsung mati dalam kegalauan ini
sampai ahirnya aku membuat kesalahn besar dengan mengirim pesan
maafkan aku
akan kubangun kebanggan dulu dan akan pasti aku datang meminangmu

Rabu, Agustus 13, 2008

Menjelang Subuh Saat Hujan Membasahi

Malam mendera rasa sedikit benci yang tercipta
Sadarku Tak pernah tertidur saat gelisah bersahabat
Di ahir malam ini kembali datang kesedihan
Menikam meremukan akal sehat
Membuat luka dalam relung sepi disurabaya
Tersadar langit muram oleh keputus asaan
Setitik air mata pertama yang jatuh di agustus ini
Kota ini basah dengan keluh kesahku
Subuh ini kesegaran pertama tercipta ditanah ini
Hujan membasahi kota yang sekarang menjebaku
Meski harus ku alirkan lagi sedih sedih ini
Jiwa takan lagi bergairah
Karena hilang sudah sebuah harapan untuk disana
Saat subuh ini aku teringat dengan semua
Kegagalan yang memberi belajar dan trauma
Oleh beberapa anggapan yang ada

Terjerat Gundah

Gelap memasang jerat pada kebimbangan
Langkah ragu gontai kembali pada masa lalu
Deburan ombak lemah tak mampu capai kenyataan
Pasir pantai pun gemerisik resah
Berat menelan gundah kehidupan
Terdiam dan memandang kosong renungan
Lama sudah tercipta rasa ini
Kepedulian hanya sebuah angin yang membelai sesaat
Aku ingin kembali
Di buai ribuan mimpi tentang keindahan masa depan
Tak yakin lagi apakah aku mampu melewati
Setelah beberapa cinta yang pergi
Dalam sadar ku berfikir tentang damai
Bila nanti waktu tiba semua akan selesai
Berhenti untuk nafas
Dan kembali tanah pada tanah ini

Sabtu, Agustus 09, 2008

Dipelukan Ibuku

Terbayang dalam pangkuan
Ditimang penuh rasa sayangnya
Itu terus teringat dalam benak
Anganku selalu membawa pulang
Mengulang masa manjaku saat itu
Tidur dalam belaian bunda
Bemanja minta dongeng waktu dulu
Mengantar mimpi indah dalam lelap
Ibu aku mau pulang
Masakan masakan kesukaanku
Dan aku minta itu disuapkan
Ibu aku kangen
Aku mau melapas semua bebanku Bu
Aku mau damai dalam peluk kasih Ibu
Ibu anakmu merindukanmu

Bosan

Bangun dalam kesepian
Berjalan menuju sebuah rutinitas membosankan
Sekian kilo meter terlampaui
Menyambut delapan jam dengan sendiri
Sama siapa aku protes
Dengan siapa juga aku lewati hari ini dan yang kan datang
Liat yang lain
Mereka beraktivitas dengan penuh canda
Aku iri Aku dengki
Keadaan telah menipu
Hak dan kewajibanku tidak seimbang
Hingga mencipta rasa malu
Menerima hak tanpa ada kewajiaban yang ditunaikan
Cepat ahiri masa ini
Karena aku sudah bosan

Bunga Abadi Yang Sempurna

Berurai ombak hitam rambutnya
Merekah indah bak delima ditaman surga
Sayup hembusan nafasnya seperti seruling jiwa
Hipnotis kesempurnaan untuk mata yang mellihatnya
Warna kulit yang tak bisa diuraikan oleh rasa kagum
Suara merdumu membius malam dalam keabadian
Yang takan terang tanpa kerdipan indah bola mata
Haruskah aku mati ditebas tajam sayu tatapanmu
Tak tau lagi berapa ribu kata untuk menggambarkan semua
Jantungku bisa ribuan kali berdetak untuk menahan perasaan
Cukuplah aku berandai untuk bisa memelukmu
Karena keindahanmu cukup menyejukan
Untuk jiwa gersang yang kering oleh sayang
Semoga bunga ini di petik dewa
Dan abadi selalu mekar disurga
Untuk menebar wangi damai dalam setiap jiwa

Melewati Masa Nanti

Hari baru
Masa telah berganti
Sebuah nama tak ada lagi
Rasa datang dan pergi
Kutanya diriku
Butuh apa untuk hari hariku
Ternyata aku hanya butuh tetes embun
Meski tak menghilangkan dahaga cukup untuk dinginkan emosi
Bosan sepi dan keterpurukan takan bisa mengintimidasi
Karena aku seorang petarung yang siap mati
Menikmati kesengsaraan seperti sebuah angin berhembus
Dengan senyum lebar melewati sepi yang merong rong harga diri
Walau akanku tersadar oleh tusukan sebuah ingatan duniaku yang dulu
Aku akan berhayal dan berharap disini
Bakal tercipta banyak asa yang menuntun dalam harap kepastian
Untuk maju susuri jalan yang akan mengantarku
Dalam perang besar yang menghadiahkan kemenangan
Untuk para raja yang bisa mengalahkan diri sendiri
Yang keluar sebagai jura dari hasutan nafsunya

Kado Pahit

Terlewati tiga hari
Dari masa transisi pergantian masa terlewati
Kau pertanyakan lagi sebuah kesetiaan
Penjelasan tak pernah bisa padamkan keraguan
Memang telah banyak waktu yang kita lewati
Terlalu banyak memang salahku
Kulewatkan banyak rasa sayang
Tidak sedikit waktu memang kutak pedulikan
Memang kata maaf gak cukup menebusnya
Aku tak pernah dapatkan kesempatan membuktikan
Karna salah sudah terbayang saat ku berkalimat
Maaf kalo banyak air mata untuku
Tapi kamu harus tau kata hatiku
Untuk mengingat masa yang sudah terlewat
Selamat tinggal untuk semua yang terlewati
Mungkin suatu saat dalam situasi yang berbeda
Mulut kita masih bertegur sapa
Ku ahiri saja semua
Untuk isah ini
Karna sebuah kado pahit di hari masa baru aku lalui

Saat Hati Tak bersatu Karena Rasa Ragu

Terjadi adalah sebuah pasti
Hari ini terputus sudah ikatan cinta
Beda paham rasa suka yang mendera
Mencipta racun mematikan kepercayaan
Heran belum habis tertuang
Kamu selalu ada kesalahan untuku
Jarak memang sudah terlampui
Jauh ini kurasa akan mendekatkan hati
Siapa saja bisa mengucap
Pembelaan diri juga bisa kuperbuat
Untuk tuduhan bahwa keraguan itu begitu kuat
Tak bisa lagi ku berkata
Dimatamu aku ada pesakitan rasa setia
Biarlah kalo ini sudah menjadi maumu
Iklas bisa kepelajari di hari hari tanpamu
Walau sedikit harap masih bisa berucap
Untuk sebuah ruang dihati

Dalam Hening Diam Diam Aku Mencintanya

Hening dalam relung
Mencipta rasa kagum tak terukur
Oleh paras sama wajah bidadari
Dalam sudut apapun sempurna
Jiwa jiwa lelah dalam penantian
Terbang untuk sebuah rasa cinta
Yang datang layaknya angin
Membeku untuk mengungkapkan
Rasa cinta ini tak mau aku dia mengerti
Tersendat anggap oleh sayangnya
Yang sudah terikat rantai rantai rantai cinta
Berharap bergandeng mesra oleh rasa takut
Mencintai untuk sebuah rasa ihlas
Biarlah Yang sudah ada menjaganya
Karna cinta bukan memisahkan

Dalam Hayal Aku Memujamu

Waktu itu aku melihatmu dalam diamku
Terlihat rona keanggunan yang selalu kubayangkan
Berbalut pesona yang sangat membius
Berselang waktu mungkin takan bisa kutatap matamu
Menyiksa kenangan bertemu dalam lamunan
Bayang wajah itu selalu mengacau rasa tak peduli
Dalam hati aku tertawa
Lamunanku kalah oleh dugaan
Karna aku yakin pasti bertemu
Saat datang memang tak berpaling
Kesempatan memuaskan mataku dengan keindahan
Sebuah mata air manis yang kurasa
Semua rasa tercampur oleh adukan kecantikan
Aku belum percaya saat itu adalah nyata
Tapi biarlah kenagan yang bercerita
Kamu ada juga bukan untuku
Tapi kumohon jangan larang aku suka sama kamu
Wanita indah yang hadir dalam dilema hari hariku

Ketika Inginku Bercerita

Sampai saat malam ini aku belum bisa menemukan beberapa rasa yang bisa membuat aku jatuh cinta pada tempat ini, aku tak tau apakah ini sebuah ujian kesabaran atau hanya jebakan ?, dalam kurun waktu yang lumayan lama aku hanya berdiri, diam, duduk, bebaring dan hal hal lain yang menyebabkan aku semakin bodoh dan pemalas, kadang aku ingin lari dari perangkap kebosanan yang menghantui hari hariku, sering aku berhadapan dengan keinginan yang bisa membuat jatuh di tengah anggapan beberapa orang yang memang tidak mengharapkan kedatanganku, berulang aku jatuh dan terlalu sering aku dikelilingi sepi dan bosan, saat aku hampir terseok kepercayaan untuk komit disini ada teman yang selalu yakinkan bahwa ini belum datang hari perang yang sebenernya buatku, hahahahaha aku hanya berharap sedikit karena memang tak berani berharap banyak untuk sebuah keinginan yang mungkin bisa membuat aku terperosok dalam arus sungai kebencian yang sudah tertananam, pada waktu yang sudah ditentukan aku akan terbang aku akan berlari dari semua yang membelenggu cara pikirku, tak tau doa apalagi yang musti kubaca untuk bertahan dari sepi dan bosan, suatu saat aku akan pergi tapi dengan meninggalkan sebuah prasati yang bakal sedikit membuat beberapa orang ingat bahwa aku serius dalam berdedikasi, fuck you kebosanan

Rabu, Agustus 06, 2008

Berkata kata untuk aku

Harapan saat ini adalah mengganti cara fikir yang sudah lama di hasut oleh emosi emosiku, kadang aku berfikir kapan aku bisa membuat bangga orang tuaku,duapuluh empat tahun terlampui dengan banyak hal yang sebagian hitam, aku sangat menyesal dan terlalu kudendam dengan masa lalu, Ya tuhan jadikan ini awal untuk aku memulai hidup baru, meski tidak berguna buatku paling tidak orang tua handai tolan bisa tersenyum dengan masa baruku.

Ulang Tahunku

Duapuluh empat sudah umur yang hinggap diraga
Berapa lama dan apa yang sudah terlewati masih tersimpan
Dalam hayal atapun lamunan
Detak jantungku mudah mudahan akan lama
Untuk lalui rencana mengubah hidup
Ulang tahun ini
Nanti aku berumur dua lima
Adakah yang peduli
Persetan
Selamat ulang tahun diriku
Semoga hari esok aku bisa lebih kejam
Untuk keadaan yang menghasut pikiran
Semoga panjang umur
Dan cepat lakukan perubahan

Pergantian Waktu Dan Harapanku

Beberapa masa waktu aku menunggu
Semakin banyak umur yang kulalui
Sedih
Bukan karena hari ini
Tapi belum satupun hal yang bisa kubuat
Anganku melambung
Mencipta angan akan masa depan
Nanti setelah lewat tengah malam waktu berganti
Umurku sudah seperempat abad
Tuhan beri kesempatan aku merubah keadaan
Akan kumulai dengan bait terindah
Seolah aku adalah pujangga untuk diriku
Biarlah aku menjadi irama
Sebagai alunan hidup yang membuat orang terlena
Dan jadikanlah aku sebuah lagu yang setiap saat dinyanyikan
Meski itu sebuah hayal
Doaku akan terus berkumandang
Hari kemarin mungkin sangat indah
Tapi aku mau hari ini dan esok akan berubah
Untuk diriku dan sekitar
Selamat ulang tahun
Meski kata basi aku tetap ucapkan
Untuk menyemangati diriku

Senin, Juli 28, 2008

kalah

Wajahku tak terlihat lebam
Hatiku yang memar setelah semalam aku lawan di riku
Aku kalah dalam duel
Jiwaku terkoyak
Aku di bawa dalam keadaan tanpa ingat
Terkapar dimana aku juga tak tau
Aku telah kalah
Sering kali keadaannya begini
Mengekang nafsuku saja aku tak mampu
Sesal sesal dan sesal
Kenapa tak bisa kalahkan diriku

Fuck You

Meremas jari jari di kepanikan
Melepas sadar oleh emosi sesaat
Aku roboh dan terdiam
Kata tak lagi kudengar
Aku jatuh di antara puing penyesalan
fuck you
Diriku tenggelam oleh kesalahan
Kamu menyandang baju sebagai bajingan
Keangkuhan kau pasang seperti topi yang menutupi akal sehatmu
Dekatkanlah tubuhmu kesini
Biar mudah aku meludahimu
Bangsat kamu
Cukuplah aku jadi cerita di hari ini
karena hal seperti ini akan membuat kegilaan
dan silahkan lakukan
karena aku bukan bajingan

Jumat, Juli 25, 2008

Lalu Dan Sekarang

Masa silam yang datang
Hinggap membayang dalam ingat
Menciptakan ketakutan masa lalu
Aku terdiam
Jiwaku keruh
Penantianku tidak tertentu
Mengarap hanya sebuah kesedihan
Lama sudah aku mati
Tak sekarang saja sedih ini
Hanya menyanyikan sebuah nama yang sadarkanku
Tentang keberhasilan dunia gelap yang aku taklukan
Tapi itu dulu
Sekarang aku berdiri di tengah terang
Dan aku bingung senjata apa buatku berperang
Untuk menikam lawanku yang penuh pura pura
Dan menangkan pertempuran ini
Sebagai satria unuk hatiku sendiri
Kuatkan aku
Dan jadikan aku yakin dalam dunia yang tak aku ketahui

Tanah Baru Yang Aku Belum Tau

Merangkak dalam dunia yang kering
Berenangku setelah dari masa gugur itu
Dimana jiwa jiwa yang dulu tersenyum
Oh tuhan tanah siapa ini
Wajah penuh dendam yang dalam
Melihat tajam ke arahku
Kemana lagi senyum manusia disini
Hilangkah kesopanan dalam bersosial
Ini hutan
Dan aku harus menjadi macan
Aku juga akan mengoyak lawan
Untuk takluan dunia baru yang kurang menawan

Apakah Nyawaku Seharga Kebahagiaanmu

Indah membuai raga
Terbang indah harumu membius sukma
Aku terkapar oleh aura aura cinta itu
Lidahku kelu tanpa ada kalimat yang sejukan
Airmataku dipaksa menentes oleh deritamu
Tak tahan lagi
Rasa hatiku tinggal sedikit nyali
Kemampuanku memandang kesedihanmu telah berahir
Cukuplah kau rasakan derita
Izinkan bebanmu tinggalkan di bahu
Membuatmu tersipu dan tersenyum adalah harapku
Segala salahku semoga di hapus nyawaku
Salamkan jiwaku untuk tebusan deritamu
Ingatkan hatimu pernah ada aku
Sedikit hati yang sayang
Mencintai bidadari bersayap kesedihan

Rasa Salah Yang Dalam Menenggelamkanku

Bayang itu masih jelas
Saat Kemarin Kamu masih tanyakan kabarku
Aku sangat heran dengan keangkuhanku
Hingga belum tersadar juga bahwa aku butuh
Sebuah semangat yang selalu keluar dari bibirmu
Maaf aku dalam jerat paksa yang menghasut
Keadaan tak pernah akurkan kita
Setiap kali aku buatmu kesal
Seringkali juga air matamu menetes
Dan tak jarang aku melihatmu murung
Aku harus gimana ?
Hati ini mencintaimu
Badan ini membutuhkan bimbinganmu
Aku gak tau lagi harus gimana menebusnya
Membayar semua apa yang sudah kulakukan
Maafkan

Rabu, Juli 23, 2008

Temanilah Aku Sebagai Seorang Teman

Disini tanah yang dekat tapi tak pernah kudatangi
Jiwa dan ragaku sedang berdiri disini
Dan aku belumm tau apa yang akan kucari disini
Hai teman bantu aku
Bangkitkan semangatku di tanah dulu
Aku butuh tempat menceritakan keluh kesah
Membagi tawa untuk masa laluku
Dan berencana untuk menyerang masa depan disini
Teman kasih aku sebuah nyala api
Maka kalian akan tau bahwa aku punya banyak nyali
Untuk menghanguskan kesombongan dan keangkuhan sekitarku
Teman aku butuh kalian
Tolong buat aku betah untuk berperang disini
Untuk menjadikan matiku sebagai bukti

TENGGELAM DI TEPIAN KERAMAIAN

Menderu
Mencipta haru
Menyeka peluh dalam ketakutan
Telanjang dari segala keramaian
Sedih
Menangis
Menetes darah saat derita
Tawa takan pernah kembali
Kekecewaan menari
Menyekat kesepian
Dalam kalbu yang tak lagi biru

BERJALAN DI SETAPAK PERASAAN YANG GELISAH MENCARI DIRIKU

Berapa tahun ini aku terus berjalan
Menelusuri jalan hidup yang keras
Mencari jawaban dari pertanyaan untuk diriku
Menyelam dari pantai ke samudra
Yang berahir dalam sebuah palung sangat dalam
Disitu pun tak aku temukan
Dimana diriku pernah tenggelam
Jalan ini terlalu jauh
Jati diri itu masi saja kucari
Dan dimana adanya tak pernah di mengerti
Kegalauan yang memaksa nurani
Belantara jiwa yang penuh tanya membawaku ke rimba
Termenung ku di akar angan angan
Kulihat diriku buas tak mampu kuasai perasaan
Kemauan yang di hasut oleh emosi
Dan selalu ditikam oleh penyesalan penyesalan
Rintangan ini sangat pendendam
Memaki dan menghina ketidak berdayaan
Karang masih kuat hadapi ombak
Kutanggalkan pakaian masa silam
Berusaha jadi karang kuat hadapi keadaan
Pencarian ini belum selesai
Penderitaan ini hanya awal
Untuk aku lebih kuat dan tegar
Untuk membalikan dunia

Mencipta Batas Di Langitku

Berkendara angin kuraih atap dunia ini
Kucoba goreskan tinta angan di atas awan
Sedih, sepi, marah, kecewa dan benci ini tintaku
Untuk mencoreng perasaan yang telah hilang
Sia sia apa yang telah terlewati
Meski sudah kubuat batas dalam ujung perasaanku
Yang kaulukiskan itu ternyata harapan semu
Bertahun tahun mencoba untuk percaya
Tanpa harus kucurigai kecemburan
Dan tak pernah kubungkam rasa itu
Tapi kini sudah beda
Hatimu tak punya batas untuk mencintai
Bawalah kesan pergi
dan nikmatilah untuk kematian yang di cipta benci
Karna takan pernah bisa kamu untuk mengerti
Mencintai dan di cintai

MUSIM DINGIN SEPANJANG TAHUN DI PERASAAN

Matahari bersiap pulang di peraduannya
Di pasanglah tirai gelap yang panjang
Terpenuhi langit oleh hitam sang malam
Binatang kegelapan menangis menyambut hadirnya
Terasa sekali sedih dan kebekuan
Airmata ini menetes untuk kepergian dari masa indah dulu
Sangat terasa aku kehilangan oleh kasih
Pagi takan pernah menyapaku lagi
Hanya butir salju yang bekukan hati
Dingin sepi
Kapankah musim ini selasai
Aku rindu matahari hidupku
Karena kamulah yang bisa luluhkan kebekuan hati

Angin sangat kencang meniupkan keputus asaan
Semakin tersa bahwa ini kesendirian yang mencekam
Satu satu daun jatuh
Bumi tak mampu mendengar ratapan
Meski di pangkunya hanya diam yang bisa dilakukan
Tanah yang tak bisa bebelas kasih
Melihat harapan yang pucat terombang abing
Adakah selimut yang bisa menghangat
Karna musim ini sungguh menyiksaku
Membelenggu dalam sedih dan kesepian tak berujung

apa nanti akan datang lagi musim bahagia
Yang akan membuat bunga bunga tumbuh lagi
Dan memaksa burung burung kecil menyanyi riang
Mengahiri sepi yang mencekam
semoga tumbuh lagi harapan ini di musim yang mencekam

ASA DI TANAH BARU

Awalan yang tercipta dari niatan
Ku pacu roda hidupku
Mulai kuinjak tanah baru untuk sebuah harapan
Selamat siang jakarta ....... kuteriakan salam pada kota ini
kucari tombak untuk mulaiku berperang
Kubuat ribuan lamaran
Tapi tak satupun ada pinangan yang kuharapkan itu
Aku mulai resah dan galau
Tak satupun aku lihat medan untuku berperang
Dengan terpaksa aku hanya bertahan dari keadaan

Jiwaku lelah oleh penantian
Berteriak dan meronta hari hariku
Harus kumulai lagi mencariku
Mengais ngais dan memulung harapan di reruntuhan
Dan kusedikit berharap nanti aku akan menemukanya
Jati diriku melintasi hidup ini


( 13-02-2000 ) Stasiun jatinegara

TERPERANGKAP DALAM HATI YANG BERKACA KACA

Berterbangan harap tanpa nyata
Hanya beberapa kata yang sempat terucap
Cinta, cinta dan cinta
Berulang kali itu terucap
Aku tak bisa keluar dari kalimat itu
Seperti lalat di depan jendela saat ini aku
Berusaha ku keluar melihat kenyataan
Tapi terhalang dinding transfaran yang tembus pandang
Lidahpun tak mampu lagi berkata
Hanya kebodohan dan sedikit harap yang ada

Keindahan yang tak bisa kuraih
Kucoba terbangkan anganku kesana
Tapi jiwaku tertinggal dan terkurung dalam keadaan
Sebuah penjara yang menyiksa
Kebebasan mungkin akan jadi mimpi saja

Mungkin raga ini akan membusuk
Tapi rasa ini yang akan terus ada
Penjara ruang kaca ini akan jadi sebuah museum
Dimana banyak peninggalan untuk cinta dan cita
Walau semua tau kenyataannya telah sirna

Aku frustasi
Kuhantam dinding jiwa
Dadaku tergores oleh serpihan harap yang tinggal puing
Asaku melemah
Hayalanku sirna dan angankupun punah
Selalu ingatlah bahwa semua ini ada ahir
Dan itulah yang mengantarku dalam kekal
Selalu mengingat kisah

Minggu, Juni 29, 2008

Membelah lautan jiwa

Tebing curam tepian hatiku
Tercipta curam untuk keramaian
Gairah jiwaku tak menentu
Pasang surut kesedihanku menelan lamunan
Mana pantaiku ....?
Samudraku sepi
Hatiku terperosok dalam palung
Aku rindu ombak besar
Yang akan mendamparkan aku di lautan masa lalu
Untuk mencari pertolongan
Bisakah aku kembali ke zaman nabi musa ?
dengan tongkatnya akan kubelah kesepian jiwa
Dan tenggelamnkan raja hasutan yang cipta sepi
Untuk bisa kuberjuang dengan kesendirian ini

Dilema

Mengerang dalam kehausan harapan
Terjaga dalam mimpi tak berujung
Aku duduk dalam alas pertanyaan
Diriku terjebak dalam dilema hidup
Disana ada sebersit perasaan yang tertinggal
Disini ada sedikit pengharapan semu yang aku juga tak tau
Terlalu berat kepalaku hadapi ini
Beri sedikit jawaban untuk tanyaku






Taman apsari surabaya

Mata hari kembali

Mata hari kembali
saat siang tak lagi setia dengan sang surya gelap datang selimuti dan malam akan datangkan hiasannya seperti bintang dan bulan untuk tempat yang selalu dirundung sunyi, malam .... ? ruang kontemplasi dan instropeksi buat diriku.