Beranjak pergi dengan matahari
Memacu langkah terseret ragu
Besi panjang menjerit yang akan mengantarku
Penuh sesak jalanku masuk
Memaksa kaki untuk enggan beristirahat
Begitu banyak orang disekitarku
Teriakan asongan tak buyarkan kesepian yang mendera
Sekililingku bergemuruh kata manusia
Tapi tak satupun aku lihat wujudnya
Malam ini aku berangkat kesurabaya
Anganku melambung gundah
Keringat yang tertetes menambah kebingungan disana
Untuk berapa jam kedepan aku harus berdiri
Sama juga seperti asaku
Tak ada tempat untuk istirahat dalam lelah
Kerta jaya
Kereta ini mungkin akan menentukan dimana aku akan berada
Jutaan tanya banyak tercipta
Angin malam sudah terlalu banyak kuhirup dai celah jendela
Kopi energen susu begitu teriakan pedagan didalam
Sekali aku melirik melihat pemandangan ini
Kuganti arah pandangku kesudut gerbong
Lelaki tua yang lelah membawa koran lusuh
Dalam hati kujawab ini adalah ranjang keterpaksaannya
Semakin larut aku dalam suara gemuruh kereta
Mimpiku diambang kesadaran
Gelap dan gemuruh membius dalam setengah sadar
Selepas subuh ingatan kembali menyapa
Surabaya kah ini ......?
Cerita ini tak aku ahiri dengan realita
Karna masih ada keraguan yang hinggap dalam dada
Hanya satu harap dalam bayangan
Surabaya akan bersahabat dan menyapa
Karena aku tak tau disini sampai berapa lama
Pagi ini aku sudah di tanah Surabaya
Dan takan pernah tau apa yang akan ku alami disini
Semoga ada pencerahan dalam kegundahanku
Meng ahiri jalan kertajaya di surabaya
Senin, Mei 19, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar