Langkah ku tinggalkan di tempat itu
Di antar dua sahabat ke terminal Pagi
Sudah lewatlah sedikit keinginan disini
Semalam adalah perlakuan kejam sekali dalam hidup
Bayangan itu kubawa naik dalam bis yang antarkanku
Dalam tujuanku angin membawaku terlelap
Wajah AMAN yang ku ingat sangat peduli denganku
Ingin sekali aku dalam lindungan Adek Bapaku
Dalam dunia nyata ataupun mimpiku sekarang dia adalah yang mengerti
Tapi aku merasa dia terlalu bijaksana dengarkan keluh kesah ini
Kemarin dihari itu ada temanmu yang tusukan belati pada kemarahanku
Ingin sekali kupakaikan baju duri pada temanmu itu
Mau aku potong telinganya untuk hiasan dalam ruang ini
Dia mengusir dengan kata tajam di depan teman teman baruku
Jelas sekali dalam keseriusan tak suka dengan adaku
Aku merasa Aman jika ada AMAN
Dalam tidurpun aku takut kecewakan KAMU
Mungkin kuputusan untuk jauh dari AMAN adalah terbaik
Karena menjadi Keponakan lebih aman daripada jadi rekan
Mungkin aku aman dalam kedudukan saat ini
Tanpa sekitarmu sinis dengan hadirku
Aku tak ingin menoreh noda kemuka Mu
Dan aku takan lagi alirkan darah untuk kebencianku
Janganlah Kau tanggung beban masa depanku
Kalau itu pertaruhkan reputasimu
Amankan emosiku dengan pilihanku Yang mungkin saja salah
Kepedulianmu takan sia sia
Di medan perang lain aku akan bertarung
Dengan pedang yang telah kau wariskan
Hingga kucipta suasana yang iklas dalam diri
Menggapai keadaan aman untuk terus dalam Keamanan perasaan
Maafkan aku acuhkan kepedulian
Karena bakal ada kejadian yang tak terkira bila aku disana
Mungkin itu kematianku atau kematianya
Maka dari itu Biarlah langit yang aku robek
Dan cukup laut yang terkoyak oleh kemarahan
Biarlah temanmu tenang dalam kepura puraanya
Dan mencari muka untuk reputasi yang gak perlu ada
Berhati hati saja karena susah mencari jarum dalam jerami
Tak menutup kemungkinan adanya pemberontakan sepertiku
Kasian remaja yang selalu dalam tekanan
Karna imaji meraka takan pernah ada dalam situasi ketakutan
Pastikan teman temanku dalam keadaan AMAN
Oleh iblis yang penuh kepura puraan itu
Selasa, Mei 20, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar