Mengintip didahan malam
Mencibir sedih yang tak berujung
Awan yang belai putih permukaanmu
Coba cipta tawa yang nyata tanpa pura
Kaki terus berjalan
Kau ikuti aku dalam pandangan
Mengekor sedih pucat pasi
Seperti telat pulang saat matahari
Lima mil dari sinarmu
awan tebal mulai menggoda
Terpercik halilintar dan bentak langit
Menyenggol kasar sinar yang hampir pudar
Berbaris awan mulai tutup cahaya
langit gelap tanpa sedikit binar binar
Hanya sesekali kilat menjilat
Menggigit malam air yang mau tumpah
Rintik
Jatuh tetes satu satu
Menambah cekam dalam kilatan
Meraba sendi dalam kebutaan
Langit hampir selesai menangis
Awan tebal pamit dari jagat
Menelan gelap mengundang gurat
Memanggil cahaya yang tertutup mendung
Hilangmu
Munculmu
Adalah inspirasi sinyal alam
Yang begitu misteri
Rabu, Maret 05, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar